slot online Panen138 Slot Gacor Panen77 KDSlot KDSlot
slot online Slot69 kilat77 gudang138 slot online slot138 Pakar77 Pasang Iklan

Garuda Di Dadaku (2009) 6.8268

6.8268
Trailer

Garuda Di Dadaku (2009) Salah satu film yang menggambarkan cinta tanah air adalah film Garuda di Dadaku. Film ini bercerita tentang seorang anak muda yang sangat ingin menjadi pemain sepak bola profesional di Indonesia. Keandalan permainan bola sudah melekat sejak kecil. Ia menerima warisan yang kuat dari ayahnya, yang dulunya adalah seorang pemain sepak bola. Namun, mencapai impian Anda tidak selalu mudah. Hambatan benar-benar datang dari orang yang dihormati dan dicintai. kakeknya

Bayu yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini memiliki cita-cita dalam hidupnya:
untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat. Setiap hari dia dengan penuh semangat mengelabui bola melalui gang-gang di sekitar rumahnya sambil menggiring bola untuk mencapai lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu yang sangat menyukai sepak bola, sangat percaya diri dengan bakat dan kemampuan Bayu.

Ia adalah seorang motivator dan “pelatih” lihai yang membuat Bayu terlibat dalam seleksi timnas U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia di pentas internasional. Namun, Pak Usman, kakek Bayu, dengan tegas menentang cita-cita Bayu karena baginya menjadi pesepakbola berarti hidup dalam kemiskinan tanpa masa depan.

Dengan bantuan seorang teman baru, Zahra, Bayu, dan Heri yang misterius harus menemukan berbagai alasan mengapa Bayu terus bermain sepak bola. Namun satu demi satu rintangan membuat impian Bayu terus dipertanyakan, bahkan persahabatan ketiga anak itu pun terancam berantakan.

Apakah impian Bayu menjadi pemain sepak bola hebat terlalu besar? Seorang anak yang berjuang untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Setiap orang tentu memiliki cita-cita. Tokoh utama film ini, Bayu, memiliki keinginan yang sederhana. Ia ingin menjadi pemain sepak bola yang handal. Jadi Bayu bermimpi main bola-bola sama bapaknya yang sudah meninggal. Meski ayah Bayu adalah seorang pesepakbola sebelum bekerja sebagai sopir taksi, sayangnya kakeknya Usman (Ikranegara) menentang cita-cita Bayu menjadi pesepakbola.

Usman selalu mengatakan bahwa menjadi pesepakbola berarti memilih hidup miskin. Bahkan, ia tidak akan mengakui Bayu sebagai cucu jika Bayu memutuskan menjadi pemain sepak bola.

Di tengah upaya kakek Usman untuk mengembangkan Bayu menjadi orang sukses melalui berbagai kursus, Bayu bertemu dengan Johan (Ari Sihasale), seorang pelatih di Akademi Sepak Bola Arsenal Jakarta. Pertemuan ini merupakan langkah awal perjalanan panjang Bayu menuju timnas sepak bola, dan ia mengenakan seragam berlogo Garuda di dadanya.

Film ini juga dapat menggugah rasa cinta dan nasionalisme masyarakat terhadap Indonesia, khususnya dunia sepak bola Indonesia. Sebagai film anak-anak, Garuda di Dadaku mencoba membangkitkan rasa cinta Indonesia melalui sepak bola. Penonton mudah merasa patriotik ketika melihat adegan Bayu berdiri di lapangan hijau berseragam timnas.

Film ini juga mengandung sindiran terhadap pejabat pemerintah. Ambil contoh, adegan di mana Bayu dan rekan-rekannya berjuang mencari lapangan sepak bola untuk berlatih. “Terkadang hidup itu seperti sepak bola. Beberapa pemain masuk, beberapa pergi. Terkadang dia ada di pihak kita, terkadang di sisi lain.

Kedatangan mungkin dekat pada waktunya, begitu juga keberangkatan.”