slot online Panen138 Slot Gacor Panen77 KDSlot KDSlot
slot online Slot69 kilat77 gudang138 slot online slot138 Pakar77 Pasang Iklan

Calon Bini (2019) 7.283

7.283
Trailer

Calon Bini (2019) adalah film komedi romantis Indonesia yang tayang perdana pada 14 Februari 2019. Film ini menandai kembalinya Michelle Ziudith dan Rizky Nazar dalam satu film bersama setelah terakhir kali mereka membintangi London Love Story 2 tahun 2017.[1] Turut membintangi film ini adalah Slamet Rahardjo, Niniek L. Karim, Cut Mini, Dian Sidik, Minati Atmanegara, Butet Kertaradjasa, Ramzi, Maya Wulan, Marwoto dan Yuniza Icha.

SINOPSIS Film Calon Bini (2019)

Ningsih yang diperankan oleh Michelle Ziudith adalah seorang wanita muda dan cantik asal Yogyakarta, Indonesia. Punya mimpi yang tinggi. Karena masalah keuangan keluarga, Pak Le Agung (Ramzi) Ningsih ingin menikah dengan anak kepala desa (Butet Kertaradjasa) bernama Sapto (Dian Sidik).

Cerita bermula ketika Ningsih baru saja lulus SMA. Anak dari Kylänpää Sapto (Dian Sidik) sudah menunggunya selama 3 tahun. Dia ingin menikah dengannya segera. Tapi Ningsih tidak menyukainya. Sementara itu, Ningsih kerap melampiaskan keluh kesahnya dan mempostingnya di Insta Story serta membagikan fotonya di IG.
Ningsih berasal dari keluarga sederhana. Paman Pak Lek Agung ingin menikahinya karena sudah menerima uang muka dari keluarga kepala desa.

Pada hari lamaran, Ningsih kabur ke Jakarta. Ia ditemani oleh ayah dan ibunya yang mengantarnya dari stasiun kereta api Yogyakarta. Sapto yang mendengar hal itu berusaha mengejar Ningsih, bahkan dia mengendarai sepeda motor yang diperbaiki ke sawah, wajahnya menjadi hitam. Namun sesampainya area stasiun kereta, ia ketolak untuk masuk. Sapto menerobos dan kereta Ningsihi melaju kencang. Dia menjadi sedih.

Curahan Hati Ningsih

Di atas kereta, Ningsih kembali mencurahkan isi hatinya untuk IG “Be_Ning”. Ia sudah berteman dengan pemilik akun Jejaksteps. Ningsih juga sering mempercayainya. Tetapi Dia tidak pernah bertemu dengan orang itu.

Sesampainya pada halaman stasiun kereta, Ningsih tersambut oleh Barjo, seorang sopir dari Jakarta. Sebelumnya, Ningsih juga pergi ke Jakarta untuk meminta nasehat Sri. Cerita berlanjut, Ningsih dibawa ke sebuah rumah besar dan menjadi pembantu di kolongmerati bernama Pak Prawira (Slamet Rahardjo) yang tinggal bersama ibu mertuanya (Niiek L Karim) bernama Oma dan istrinya Andin (Minati Atmanegara).

Mereka menyambutnya, ada juga Marni yang kini menganggap dirinya asisten senior. Namun, performa Ningshi justru lebih baik dan membuat keluarga bahagia. Tidak terkecuali nenek. Awalnya dia sering mematikan. Di hadapan Ningsihi, dia terbuka lagi dan menceritakan tentang keluhannya dan apa yang sebenarnya dia inginkan.

Di rumah besar, Ningsih juga suka potret dan selfie. Dia mengirim beberapa foto ke desa dan membuat Pak lek Agung percaya bahwa Ningsih telah menjadi kaya. Sementara itu, Sapto, anak kepala desa, mulai tergila-gila kehilangan Ningsihi.

Nasib Keluarga Yang Di Tinggal

Nenek merasa kesepian, jadi terkadang dia pergi bersama teman-temannya. Suatu hari, Ningsih diajak bersama nenek untuk menemui temannya. Di saat yang sama, Ningsih menerima notifikasi di ponselnya. Nenek mencoba untuk melihat ponsel Ningsih dan dia memberikannya padanya, sejak itu Ningsih pun bercerita tentang laki-laki yang sering berbicara dengannya. Nenek paham dengan kata mutiara yang terucapkan oleh Ningsihi. Ternyata kata-kata itu seperti cucunya. Keesokan harinya, sang nenek memberi tahu putra dan menantunya. Ketika dia meminta cucunya untuk membawanya pulang. Dia ingin menikahi istri pilihannya Ningsihi. Mereka kaget dan Ningsih juga kaget mendengarnya.

Kemudian mereka pergi ke Amerika dan menceritakan semua ini kepada Bagus. Sementara itu majikan sedang pergi dan hanya nenek dan pembantunya yang ada di sana. Keluarga Ningshi datang tiba-tiba. Kedua orang tua, kakek nenek, Pak Lek, semuanya datang. Ningsih ingin menjelaskan semuanya kepada mereka bahwa dia hanyalah seorang pembantu. Namun, pembicaraan terus terputus. Ketika tiba saatnya Ningsih berbicara, neneknya melarang dan mengizinkannya melakukan semua itu. Keesokan harinya, Pak Prawira dan istrinya pulang. Pak Prawira marah karena rumahnya kacau balau. Nenek mencoba menjelaskan semua ini dan

Nonton Juga Film Di Layar XXI