slot online Panen138 Slot Gacor Panen77 KDSlot KDSlot
slot online Slot69 kilat77 gudang138 slot online slot138 Pakar77 Pasang Iklan

Perempuan Tanah Jahanam (2019) 6.66,147

6.66,147
Trailer

Perempuan Tanah Jahanam (2019) Maya dan Dini adalah dua sahabat yang berprofesi sebagai kasir tol. Suatu malam di tempat kerja, Maya memberi tahu Din di ponselnya tentang seorang pengemudi misterius yang lewat setiap malam, yang tentu saja mengejutkan Maya. Di tengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melalui pintu tol dan melihat Maya. Maya, merasa ada yang tidak beres, memberi tahu Din. Setelah selesai, sopir berhenti untuk kembali ke kantor Maya dengan beberapa pertanyaan. Segera setelah itu, pengemudi kembali ke mobil, mengeluarkan parang, dan mencoba menyerang Maya. Maya yang histeris mencoba melarikan diri dari kantor pos. Pengemudi itu berhasil melukai paha Maya dengan parang sebelum polisi menembak kepalanya, membunuhnya.

Akhirnya, tiga bulan kemudian, Maya dan Dini berhenti bekerja sebagai kasir jalan tol dan memutuskan untuk berjualan baju di pasar yang ternyata kosong. Di tengah kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosar, desa asal orang tuanya, berharap menemukan jenazah orang tuanya yang berharga yang bisa dijadikan uang. Saat buang air kecil di toilet di pasar, Maya menemukan secarik kertas dengan tulisan Jawa kuno yang telah dipotong dengan parang malam itu. Maya kemudian mengambil gambar koran tersebut, tiba-tiba Dini mendatanginya dan tanpa sengaja koran tersebut masuk ke toilet, karena Maya terkejut dengan kehadiran Dini yang tiba-tiba.

Maya dan Dini memulai perjalanan mereka dari desa Harjosar di pedalaman Banyuwangi di Jawa Timur dan naik bus ke terminal di daerah tersebut. Dalam perjalanannya, Maya bertemu dengan seorang dosen sastra Rusia yang sangat paham tentang hal-hal gaib. Melalui pria inilah Maya akhirnya mengetahui bahwa kertas di kulit pahanya adalah jimat yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno untuk melindungi dirinya dari roh halus. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat jahat (pengikut ilmu hitam). Kemudian Maya dikejutkan dengan kemunculan tiga gadis kecil di jalan saat bus yang mereka tumpangi sedang melaju melewati hutan yang sepi di tengah malam. Sesampainya di terminal, Maya menemui kesulitan karena hanya sedikit yang mengetahui kota Harjosar. Untungnya, kereta kuda siap mengangkut mereka, meski harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian diminta keluar dari rumah Kepala Desa Harjosar, Ki Saptad, yang juga seorang dalang kondang.

Saat Maya dan Dini pulang, mereka tidak bisa bertemu dengan Ki Saptad, hanya seorang perempuan tua bernama Nyi Misni (ibunda Ki Saptad). Untuk menghilangkan kecurigaan, Maya mengaku mendalami seni, khususnya pedalangan. Nyi Misni mengatakan Ki Saptadi tidak ada di rumah, ia sering pindah ke desa lain untuk melakukan pekerjaan lain yaitu sebagai dalang. Mereka kemudian tinggal di sebuah rumah yang sangat besar yang ditinggalkan oleh orang tua Maya. Di malam hari, Maya sering mendengar suara-suara tak berwujud yang membuatnya tidak nyaman. Dalam dua hari mereka melihat sesuatu yang tidak wajar di desa tersebut. Setiap hari warga mengubur bayi yang meninggal setelah lahir.